welcome

SELAMAT DATANG di Blog Gue

Ini merupakan blog gue yang pertama dan pengalaman pertama saya dalam mencurahkan ide dan seluruh pikiran saya. Semoga pemikiran saya dapat bermanfaat bagi rekan-rekan blogger dan pembaca sekalian.....

Rabu, 30 Juni 2010

Refresh : Gaji Pertama Kepala Naga

KEPALA Naga, ikat pinggang ini gue beli dari gaji pertama saat menjadi tenaga honorer di Perpustakaan. Saat itu tahun 2006, gue masih kuliah di STIE Musi jurusan Akuntansi.

Kebetulan!!! Itulah pertama kali saya menemukannya. Berdua dengan adik perempuanku, kami mendatangi minimarket yang tak jauh di dekat rumah. Awalnya cuma cari kaos kaki dan sepatu untuk kuliah, eh tanpa sengaja terlihat ikat pinggang dengan Kepala Naganya...

"Bagus tuh, beli aja," ujar adikku. Bagus seh, tapi cocok enggak ya???
Akhirnya ku beli saja ikat pinggang hitam seharga Rp 15 ribu tersebut.
"Beee....pakai ikat pinggang naga tuh...emang ularnya enggak takut tuh," ledek temanku saat aku memakainya di kampus.
"Tenang aja kok, mereka udah temenan," jawabku yang disambut tawaan teman-teman di kantin.
Memang, mainan kepala pinggang berbentuk kepala naga itu enak diliat, "bagi aku seh". Namu enggak enak diliatin oleh orang lain. Apalagi saat menggunakan pakaian yang formal, tuh kepala naga keliatan bener.

Tapi enggak apa-apalah, tuh naga kan enggak bisa ngeluarin api juga. Apalagi menyerang orang lain....hihiihihihi.....Gaji pertama untuk kepala naga...

foto : MPix 5.0 mega pixels (Palembang/30/06/10)

Flo-fa : Kucingku

Sekitar pertengahan bulan Mei kemarin, kucing gue beranak. Empat ekor anaknya yang berwarna abu-abu dan hitam terlahir dengan sehat. Sehingga bertambah lagi hiburan di keluarga kami melihat tingkah lucu anak kuning tersebut.

Kalau aku seh suka yang berwarna abu-abu. Cantik pokoknya. Beda dengan saudaranya yang berwarna biasa-biasa saja. Matanya itu loh yang bikin aku jatuh hati, biru seperti mata orang luar negeri....hahahhahaha.... Boleh dibilang, kucing kecil berkelamin betina itu lebih gendut dari yang lainnya. Soalnya makan tuh anak kucing lahap bener seh... Tapi tetep minta susu dari induknya yang punya enam puting kecil itu.

Semua anak kucingku betina tanpa lelaki. Tapi satu hal yang tidak aku sukai, bau pesing dari air kencingnya itu loh yang bikin selera makan jadi ngedrop...hehheheheh.....Tapi paling tidak dapat memberikan hiburan bagiku dari kelucuan mereka....

foto ; Mpix 5.0 Mega Pixels (Palembang/30/06/10)

Selasa, 29 Juni 2010

Refresh : Sapu tangan dan Pembersih Wajah

Sapu tangan dan pembersih wajah., satu hal yang tidak akan saya lewati usai melakukan peliputan. Sesampainya di kantor, saya membersihkan wajah menggunakan produk di foto (red : bukan promosi) dengan menggunakan kapas. Bisa ditebak, kapas yang semula putih, kini ternoda oleh debu jalanan yang berwarna hitam pekat......

Apalagi saat cuaca panas menyengat, bisa dua kali bersihin wajah tuh. Tapi gak apalah, wajah gue kan jadi bersih. Kemudian, langsung ke kamar mandi mencuci muka dengan air bersih dan dikeringkan pakai sapu tangan coklatku.

"Eiee, kamu kayak cewek aja pakai itu," ujar senior saya.
"Tapi enggak apa-apalah, patut ditiru tuh, biar wajahmu jadi refresh lagi," tambahnya sambil tersenyum. Saya pun hanya tertawa saja.
"Kamu mau siap-siap mangkal ya," teriak teman cowokku genit.
"Kata siapa, biar keliatan bersih aja kok wajahku, biar enggak berjerawatan saja," jawabku malu.

Emang seh, gue salah beri tuh pembersih wajah. Harusnya beli yang buat cowok, eh malah beli yang buat cewek. Tapi, enggak apalah.Yang penting fungsinya sebagai Pembersih Wajah. That's it......

foto : Mpix 5.0 Mega Pixels (Selasa/29/6/10)

Refresh : Sakit kaki

Minggu kemarin (27/6), kakiku terkena standar motor yang baru keluar dari bengkel. Saat itu, saya hendak memundurkan motor pertama saya miliki tersebut. Tanpa sadar, standar motornya mengenai kaki jempolku hinggakukunya terkelupas separuhnya.

Awalnya enggak terasa seh, tapi baru nyadar waktu liat kaki udah berdarah. Tahu gimana rasanya??? Sakit banget, lebih dari sakit gigi... sakitnya sampai ke tulang kaki dan ke otak gue yang sedang kalut. Bisa dibayangin enggak tuh????

Tapi gue cuekin aja, gak dipakaikan obat seh. Tapi....besoknya, jalan harus menginjit menahan sakit. Eh, malah diketawain temen-temen. Tapi ada juga yang respect ke saya... thanks bro. Sekarang masih sakit seh, lukanya dah menutup tapi sedikit bernanah...mudah-mudahan enggak apa-apa seh...

Makanya, buat temen-temen...hati-hati kalo bertindak....

foto : Mpix 5. mega pixel
(liat tuh jempolnya. udah sembuh seh, tapi masih sakit)

Warnet Polisi Dimasuki Maling

Warnet milik anggota Satuan Samapta Poltabes Palembang dimasuki oleh pencuri, Selasa (29/6) dini hari. Sebanyak 15 unit monitor LCD dan 3 unit PS 2 serta uang Rp 250 ribu.

Warnet D'ZUMA tersebut milik Brigadir Isbani (30), yang berada di Jl Sersan Sani No 8 C RT 12 RW 4 Pipa Reja Kemuning. Saat itu, warnet yang berada di lantai satu ruko berlantai dua tidak ada yang menunggu. Pelaku masuk dari pintu belakang ruko dengan merusaknya. Kemudian langsung masuk dan menggondol 15 unit layar LCD. Lalu naik ke lantai dua tempat menyewa PS 2. Di lantai ini, kawanan pencuri yang diduga lebih dari satu orang menggondol 3 unit PS 2. dan mengambil uang sebesar Rp 250 ribu di laci meja kasir warnet.

Korban baru mengetahui pencurian tersebut pada pagi harinya pukul 07.00 saat akan membuka warnet. ”Aku terkejut karna layar monitor komputer hilang semua. Terus saya langsung melapor ke Poltabes Palembang," terang Isbani saat dimintai konfirmasinya. Anggota Samapta ini lebih terkejut lagi saat naik ke lantai dua dan melihat 3 unit PS 2 hilang. Petugas SPK Poltabes Palembang langsung datang ke lokasi kejadian bersama petugas identifikasi. Setelah melakukan identifikasi, petugas menduga jika pelaku lebih dari dua orang dan telah bersembunyi di lantai dua sebelum warnet ditutup.

“Waktu saya mau menutup warnet, saya tidak memeriksa lantai dua terlebih dahulu," tambah Isbani. Pelaku baru melakukan aksinya dengan membobol pintu belakang dengan menggunakan linggis yang diamankan oleh petugas untuk dijadikan barang bukti. Korban menambahkan bahwa total kerugian yang dideritanya yakni sejumlah Rp 20 juta.

Nenek Dihipnotis Uang dan Emas Hilang

Hipnotis dengan menggunakan modus menawarkan "istambul" kembali terjadi. Korbannya kali ini seorang nenek berumur tujuh puluh tahun.

Kemarin (29/6), Hj Maimunah (70) warga Jln Yaktapena I Perum Kebun Palem Blok 8E Kelurahan 14 Ulu SU II melapor ke Poltabes Palembang karena usai dihipnotis. Kalung emas sebesar 5 suku dan uang Rp 1,5 juta dibawa lari oleh dua orang lelaki tak dikenal. Saat itu pukul 12.30, korban hendak pergi kerumah keponakannya di kawasan Jln Sentosa Plaju dan menunggu angkot di depan Telaga Swidak. Lalu ada seorang pria menghampirinya dan menanyakan Jln Mayor Ruslan. "Aku jawab, dak tahu. Karna aku bukan orang sini," terang Maimunah kepada petugas kepolisian.

Nenek ini menuturkan bahwa laki-laki tersebut berciri-ciri kurus dan tinggi. Kemudian pelaku menawari istambul kepada Maimunah. "Dia bilang harganya Rp 50 juta, dia ngaku butuh uang untuk biaya berobat anaknya yang sedang sakit di rumah sakit RK Charitas," terangnya. Nenek ini masih tidak percaya jika istambul tersebut mahal harganya. Lalu datang lagi pria yang lain dengan ciri-ciri bertubuh gemuk dan menyakinkan nenek ini.

Pria gemuk itu bilang harganya memang mahal," ulang nenek tujuh cucu ini. Kemudian pelaku mengajak korban mengobrol panjang untuk meyakinkan korban. Bahkan pelaku mengajak korban makan siang di salah satu rumah makan di kawasan Sentosa Plaju. Saat itulah, korban mulai terpengaruh dan sempat pulang kerumah untuk mengambil emas 5 suku dan uang 1,4 juta. Emas dan uang tersebut digunakan untuk membayar istambul.

Setelah mendapatkan emas dan uang, pelaku meninggalkan istambul dan kartu kredit kepada korban.”Dia bilang akan mengembalikan uang saya di rumah sakit Charitas," terang Maimunah lagi. Namun saat korban hendak naik bus kota, dirinya tidak diperbolehkan ikut. Pelaku mengatakan bahwa mereka tidak dapat naik dalam satu mobil. Dengan terpaksa maimunah naik bus kota dan langsung menuju RS Charitas. Tetapi di tempat tersebut, Maimunah tidak menemukan kedua pelaku.

Senin, 28 Juni 2010

Mantan Pacar Gay Diteriaki Maling

Dikarenakan menolak untuk berpacaran kembali, Said Firdaus (24) mendapat bogem mentah dari pacarnya yang sejenis, Sabtu (26/6) pukul 21.00. Saat itu, korban diteriaki oleh mantan pacarnya tersebut dan dihajar oleh warga beramai-ramai.

Korban yang tinggal di Lrg Kenduruan RT 59 RW 17 Kelurahan 7 Ulu saat kejadian bertemu dengan mantan pacarnya bernama Sapura Alias Puyak (19) dan rombongannya. Tersangka yang tinggal di belakang Masjid Mutaqin Kelurahan 8 Ilir sedang berkumpul dengan temannya di BKB. Kemudian tersangka didekati oleh korban dan mereka berselisih paham. Tiba-tiba Sapura meneriakinya korban sebagai pencuri. Teman tersangka dan beberapa warga di tempat tersebut langsung mengeroyok koban. Akibatnya korban mengalami luka tusuk sebanyak dua lobang dibagian pantat dan luka memar dibagian kepala.

“Saya tidak sengaja berjumpa dengan dia di BKB. Lalu, kami terjadi selisih paham hingga menyebabkan dia marah. Saya sempat kaget ketika dia meneriaki saya maling. Ternyata gerombolannya memukuli saya hingga luka begini pak,” terang korban ketika diperiksa anggota piket Poltabes Palembang kemarin. Korban menambahkan, bahwa dirinya hendak menjalin kembali hubungan yang sudah putus.

Kapoltabes Palembang AKBP Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Reskrim Kompol Anissullah M Ridha SIK telah menerima laporan tersebut dan dalm proses penyelidikan.

Dua Pria Ditangkap Bawa Pisau

Dua orang pria tertangkap tangan oleh petugas Satuan Samapta Poltabes Palembang karena membawa sajam, Senin (28/6) pukul 01.15. Senjata tajam tersebut diselipkan dipinggang.

Mereka yakni Apriyanto (24) warga Lrg Limbungan No 218 RT 08 RW 03 Kelurahan 26 Ilir dan Ariyanto (29),, warga Jalan Syeh Abdul Somad Lorong Kapuran No 255 RT 02 RW 01 Kelurahan 22 Ilir.Saat itu, kedua pria ini sedang berada di Jln Diponegoro dekat Toko Kedaung Kecamatan Ilir Barat I. Dari tangan keduanya, petugas berhasil menyita dua bilah sajam jenis pisau cap garpu yang diselipkan di perutnya.

Petugas curiga dengan kedua tersangka yang meunggu di tempat sepi di depan toko pecah belah tersebut. Setelah digeledah, anggota Samapta menemukan senjata tajam tersebut. Tanpa buang waktu, petugas langsung membawa kedua tersangka berikut barang bukti ke Mapoltabes Palembang guna pemeriksaan lebih lanjut.

Kapoltabes Palembang AKBP Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Samapta Kompol Indra Duaman SIk membenarkan penangkapan terhadap tersangka. “Kedua tersangka sudah kami serahkan ke Unit Reskrim untuk pemeriksaan lebih lanjut. Penangkapan mereka yakni ketika anggota kami sedang melakukan Patroli di lokasi tersebut. Saat didekati, kedua tersangka ini mencoba untuk menghindar, saat itulah kami curiga dan melakukan pengeledahan hingga ditemukan pisau yang diselipkan di perutnya masing-masing,” ungkap Indra ketika dikonfirmasi di ruang kerjanya kemarin.

Pedagang Asongan Berbuat Tak Senonoh

Pedagang asongan bernama Zaini (23) babak belur dihajar keluarga korban yang payudaranya dipegang. Pria ini sering mangkal di simpang empat Jakabaring Palembang.

Zaini merupakan warga Jln KH Azhari Lrg H Majid Kelurahan 8 ulu Kecamatan SU I. Pria ini nekat memegang payudara Rusmawati (39), warga desa Ibul Besar RT 7 RW 3 Ogan Ilir, Minggu (20/6) pukul 12.30 di simpang lampu merah Jakabaring.

Saat itu korban sedang menumpang angkot Ampera-Karyajaya dan berhenti di simpang lampu merah. Kemudian teman korban memesan minuman ringan dari pedagang asongan yang mangkal di lampu merah.

Para pedagang di tempat tersebut berebutan untuk memberikan minuman dan tangan Zaini memeras payudara sebelah kiri korban.

“Habis meremas, dia langsung kabur terus lampu hijau menyala. Jadi saat aku nak turun dak biso karno mobil sudah berjalan. Tapi aku tetep inget wajahnyo,” ujar Rusmawati di ruang SPK Poltabes Palembang saat melapor.

Kemudian keluarga korban mencari tersangka kemarin, Jumat (25/6) pukul 12.30. Ternyata di simpang lampu merah ada dan keluargan Rusmawati langsung turun dan menghajarnya. Setelah puas tersangka diamankan oleh anggota polisi lalu lintas dan membawanya ke Poltabes Palembang.

Tersangka mengaku jika dirinya tidak sengaja menyenggol payudara korban.
“Kan banyak yang kasih minuman,kami berebutan, jadi aku dak sengaja kena,” ujar Zaini.

Wajah tersangka benjol di kepala dan bibirnya memar dihajar keluarga korban. Mereka akhirnya bersepakat berdamai di atas surat perjanjian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak di atas materai.

Kapoltabes Palembang AKBP Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Reskrim Kompol Anisullah M Ridha SIK telah menerima laporan tersebut.

Minggu, 27 Juni 2010

Wajah Darman Seperti Ikan Mas Koki

Tubuhnya yang kurus, tak sebanding dengan wajahnya yang semakin membesar dalam satu bulan terakhir. Wajah Darman (12), pelajar sekolah dasar, terlihat seperti ikan mas koki, dengan mulut yang kecil dan pipi kiri dan kanan yang membesar.

Saat Sripo mendatangi rumahnya yang berada di Jln Ki Merogan Lrg Mesuji RT 17 RW 4 Kelurahan Kemas Rindo Kertapati, Jumat (25/6), Darman didampingi oleh kedua orangtuanya Ujang (40) dan Mahida (35). Terlihat jelas dari kejauhan wajah bocah laki-laki ini memiliki wajah yang tidak

Menurut Ujang, wajah anaknya sudah membengkak sejak satu bulan terkahir. "Sekitar tanggal lima Juni, pipiny membesar di kiri dan kanan. Terus waktu kami datangi dokter 24 jam untuk berobat, dokter bilang tumor dan diminta ke rumah sakit umum," ujarnya. Berbekal surat keterangan tidak mampu dari RT dan kartu Askin, bapak lima anak ini membawa Darman ke RSMH.

"Tanggal tujuh Juni kemarin, anak aku diperiksa. Dari tes darah, scanning dan rontgen. Tapi cuma rawat jalan saja,' terang Ujang. Walaupun seluruh biaya pengobatan sudah gratis, Ujang tidak dapat mencukupi keperluan untuk ongkos pulang pergi ke rumah sakit. Sebagai buruh serabutan yang bekerja jika ada panggilan, pria ini kesulitan untuk mencukupi keempat anaknya.

"Cari kerja susah pak. Saya bingung nanti kalo biaya operasinya, bayar atau tidak," keluhnya. Darman sendiri, hanya dapat berbicara kecil karena rongga mulutnya yang dipenuhi tumor. Bisa dibilang, rongga mulut bocah ini hanya memiliki ruang yang kecil cukup untuk makan dan minum.

"Aku cuma dapat mengunyah saja, karna sakit. Tiga kunyahan saja sudah kenyang aku," ujar Darman. Bocah ini menuturkan bahwa sakit yang dirasakannya hanya saat malam saja saat akan tidur.

"Kadang semalaman dia dak tidur karna sakit tadi. Kasihan pak kami liatnya," ujar Mahida. Sebelum menderita sakit tersebut, tubuh Darman masih terlihat berisi tidak kurus seperti saat ini.

"Aku cuma pengen anak aku sehat bae pak, seperti dulu. Rencananya besok (hari ini) kata dokter mau dioperasi. tapi enggak tahu juga, apa langsung dioperasi atau diinapkan terlebih dahulu," ujar Ujang. Begitu juga dengan Darman yang mengharapkan dirinya akan sembuh dan dapat bersekolah kembali.

Tukang Ojek Jual Senpi

Seorang tukang ojek, Armada (30) ditembak oleh anggota Unit Pidum Poltabes Palembang, Jumat (25/6) pukul 20.30, ketika hendak menjual senjata api (Senpi).

Lelaki yang tinggal di Jl Sukakarya Lorong Kholik RT 27 RW 11 Sukarami ini, ditangkap di kawasan Jl Kol H Burlian. Saat itu, anggota Reskrim Unit Pidum Poltabes Palembang menerima laporan dari warga, Armada henda menjual senpi miliknya. Kemudian petugas mengintai lokasi dan menyelidiki kebenaran informasi itu.

Armada yang saat itu sedang menunggu calon pembeli di pinggir jalan, langsung didekati oleh petugas. Namun, tersangka langsung melarikan diri karna mengetahui kedatangan polisi. Petugas berhasil melumpuhkan tukang ojek itu dengan timah panas di kedua kakinya. Sebelum digiring ke Poltabes, Armada dibawa ke RSMH untuk mendapatkan perawatan.

Barang bukti yang diamankan petugas berupa senjata api jenis revolver enam silinder beserta satu butir amunisi aktif dan selongsong peluru. Armada mengatakan senjata api itu didapatnya dari Cen (buron). “Aku disuruh Cen menjual pistol itu kepada Dar. Nanti katanya aku dikasih upah,” terang Armada.

Kapoltabes Palembang, AKBP Drs Cahyo Budisiswanto melalui Kasat Reskrim Kompol Anisullah M Ridha mengatakan, kasus senpi ini masih dikembangkan. “Kita masih mengejar Cen teman dan mengembangkan keterangan tersangka. Kita juga menyelidiki apakah senjata api itu sudah pernah digunakan untuk kejahatan,” terang Anisullah.

Karateka Ditodong dan Dianiaya

Seorang pria yang baru saja pulang dari mengikuti kegiatan beladiri Karate, ditodong dan dianiaya di dalam angkot, Jumat (25/6) pukul 23.00. Infantri (21), mengalami luka dan memar di sekujur tubuhnya.

Saat itu korban pulang sendiri usai latihan beladiri. Kemudian warga Jln Jendral Sudirman Lrg Pos No 95 RT 23 RW 8 ini pulang dengan menumpang angkot jurusan Ampera-KM 5 dari air mancur.

Lalu di depan RSMH, seorang penumpang turun dan tiba-tiba tersangka yang juga menumpang di dalam angkot meminta uang untuk membeli minuman.

Infantri kemudian mengeluarkan uang dari dompetnya. Tapi, dompet korban malah dirampas oleh kawanan pelaku berikut handphone milik korban.

Namun, karateka ini meminta kembali dompet dan HP miliknya dari tersangka. Tetapi kawanan penodong tersebut langsung mengeroyok dengan memukul dan menyerang menggunakan pisau.

Korban mengalami luka memar di wajah, luka sayatan di jari tengah tangan kanan, luka gigitan di ibu jari dan kaki kiri yang tergores.

Akhirnya pelaku langsung turun dari angkot dengan nomor lambung 310 dan melarikan diri. Infantri langsung melaporkan kejadian tersebut ke Poltabes Palembang.

Mahasiswi Dihipnotis Rp 4,9 juta Raib

Seorang mahasiswi menjadi korban hipnotis dengan modus menawarkan istambul bertuliskan huruf arab, Sabtu (26/6) pukul 10.00. Wartini Nahlia (21), harus kehilangan uang sejumlah Rp 4,9 juta.

Saat itu, warga Jln Letnan Mukmin Rt 6 Rw 21 Kelurahan Sei Pangeran Ilir Timur I, sedang menunggu angkot di Jln Jendral Sudirman depan Pengadilan Agama. Wartini yang menunggu sendirian, didekati oleh dua orang laki-laki yang tidak dikenal. Seorang pria mengaku jika anaknya sedang sakit dan dirawat di RSMH. Lalu pelaku menunjukan istambul kepada korban dan meminta uang untuk biaya perawatan anaknya di rumah sakit. Mahasiswi ini merasa terenyuh dan tanpa sadar memberikan uang kepada pelaku."Aku kebetulan pegang uang kas organisasi sebesar Rp 1,5 juta, uangnya aku berikan semua," terang korban di ruang SPK Poltabes Palembang.
Tetapi tersangka mengatakan bahwa uang yang diberikan tidak cukup untuk perawatan anaknya. "Dia bilang enggak cukup, terus aku cari pinjaman ke teman aku yang masih berada di kampus IAIN naek angkot. Aku pinjam uang Rp 3,4 juta," ujar Wartini. Setelah mendapatkan uang tersebut, korban kembali lagi menemui kedua tersangka yang masih berada di depan kantor Pengadilan Agama. Uang yang didapatnya, langsung diberikan semua ke tersangka.

Kemudian korban disuruh tersangka untuk menunggu di RSMH. Setelah sampai di rumah sakit tersebut, korban baru sadar. "Aku sadar waktu di rumah sakit, istambul masih aku pegang. Wong duo itu dak ado lagi," ujarnya. Wartini menambahkan bahwa, seorang pelaku berpura-pura menawarinya istambul dan menceritakan kisah anaknya berciri-ciri tinggi 165 cm, kulit sawo matang dan badan gemuk. Kemudian seorang lelaki lain yang berciri-ciri tinggi 170 cm, berambut cepak berpura-pura akan membeli istambul dan menyuruh korban untuk membantu tersangka.